Profil Saya:
Hay.. Nama Saya Aan Kurniawan
Assalamu ‘allaikum Wr. Wb
Aan
Kurniawan, itulah sebutan nama yang terucap dari bibir orang tuaku pada tanggal
3 Mei 1998, terlahir dari rahim seorang ibu bernama Misriyati dengan seorang
ayah yang bernama Supriyanto. Sosok malaikat yang diberikan amanah oleh Allah
untuk menjaga dan merawat titipan-Nya. Ibu bekerja sebagai wiraswasta dan ayah
bekerja sebagai petani tidak menyurutkan semangat mereka mengantarkan putranya menuju
pendidikan tinggi.
Kota
Purbalingga, kota perwira sebagai julukan tempat kelahiranku yang terletak di
Jawa Tengah, kota sejarah yang mana lahir seorang perwira tinggi yaitu Panglima
Besar Jenderal Soedirman. Puluhan tahun saya bersemayam di salah satu desa
terpencil nan ramai yang ada di Kota Purbalingga, Desa Makam, terdengar
menyeramkan jika dikatakan sebagai desa. Namun, tidak seperti yang dibayangkan
memang itulah nama desanya.
Pendidikan
saya diawali dari Taman Kanak Pertiwi 1 Makam, masuk pada umur 4 tahun dan kemudian
pada tahun berikutnya saya melanjutkan ke sekolah dasar. Tidak sesuai nyatanya
dengan mengingat di usia saya yang masih 5 tahun saya belum diperbolehkan
melanjutkan ke sekolah dasar sehingga saya sekolah di Taman Kanak selama 2
tahun. Setelah menyelesaikan taman kanak selama 2 tahun akhirnya saya
disekolahkan orang tua di SD Negeri 2 Makam. Enam tahun pendidikan saya dilalui
dengan lancarnya tanpa bermimpi untuk mempunyai prestasi yang tinggi. Selesainya
6 tahun sekolah di Sekolah dasar kemudian saya melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi yakni di SMP Negeri 2 Rembang. Lagi dan lagi saya masih sama
seperti sebelumnya, tanpa hambatan pendidikan saya di SMP diakhiri dengan kata lulus
dalam kurun waktu 3 tahun dan untuk kedua kalinya karier pendidikan saya lancar
tanpa bermimpi untuk mempunyai prestasi yang tinggi.
Rembang,
bukan nama kota melainkan nama salah satu kecamatan yang ada di Kota
Purbalingga, di kecamatan inilah saya meniti karier pendidikan dari Taman Kanak
(TK) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Memasuki umur 16 tahun saya
berorientasi untuk mengembangkan diri dan menambah wawasan pengalaman dengan
cara melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Bobotsari,
jauh dari kecamatan saya saat ini, dengan jarak kurang lebih 21 kilometer dari
Kecamatan Rembang. Semi kota, itu sebutan yang biasa diungkapkan teman-temanku.
Pendidikan SMA saya lalui dengan mengambil jurusan IPS di kelas 11 dengan
jumlah kelas IPS ada 5, karier pendidikan saya tidak terlihat perubahan
signifikan saat itu dan seperti biasa dengan slogan ‘pendidikan saya lancar
tanpa bermimpi untuk mempunyai prestasi yang tinggi’.
Namun,
menginjak kelas 12 saya mengalami perubahan yang begitu signifikan, saya merasa
mudah belajar, mudah menghapal dan apa yang saya pelajari saat itu juga
langsung tertanam di otak saya, mungkin karena niat dan tekad yang kuat saya
untuk belajar dengan serius mengingat masuk perguruan tinggi bukan suatu hal
yang mudah, mungkin juga ini adalah doa-doa yang dipanjatkan orang tua saya
dari dulu kala di seperpertiga malam yang menginginkan anaknya agar sukses.
Mungkin ini memang zona waktu yang diberikan-Nya untuk saya, ditambah dengan telinga ini mendengar salah satu kelas di
jurusan IPS dijuluki sebagai kelas unggulan. Tidak masuknya saya ke dalam kelas
unggulan itu juga salah satu pemicu semangat belajar dalam diriku, berkomitmen
untuk menjadi lebih baik dan terbaik.
Keinginanku
kuliah di PKN STAN sempat diremehkan banyak orang dengan berbagai statement bahwa saya itu tidak mampu,
kemudian keluar kata-kata saya, kita dan kami tidak mungkin bisa masuk
Politaknik Keuangan Negara STAN, apalagi tidak ada sejarah bahwa anak IPS dari
SMA Negeri 1 Bobotasari itu bisa kuliah di PKN STAN. Pada akhirnya perkembanganku
mulai terlihat dari hari ke hari, mulai dari ulangan tengah semester (UTS),
Ulangan Akhir Semester (UAS), Try Out dan Ujian Nasional.
Peringkat
besar Ujian Nasional IPS tingkat kota dapatku raih. Menjadi lebih baik dan
terbaik diantara yang terbaik dari kelas yang telah diunggulkan, dan menjadi
mahasiswa di Politeknik Keuangan Negara STAN. Terima kasih teman-teman saya
telah menjadi motivasi dalam hidup saya, tanpa kalian dan nama SMA ini mungkin
saya tidak akan bisa seperti ini.
Inilah
peran Yang Maha Kuasa dalam membagiakan zona waktu pada umat-Nya. Nilai yang
membahagiakanku itu tidak bertahan lama, nilai yang saya bangga-banggakan tak
mampu membawaku masuk dalam dunia perkuliahan, tidak mampu membawaku menjadi
mahasiswa kampus, nilai yang saya dapatkan hanya sebatas angka, dan menariknya
apa yang saya kejar itu tidak ada yang menarik, sekali lagi nilai hanyalah
angka, kebahagiaan semu. Dan jawabannya adalah ilmu, memang seharusnya ilmu,
nilai itu merupakan ekor dari ilmu.
Tanggal
28 dan 29 berurutan adalah pengumuman akhir lolosnya saya ke dunia perkuliahan,
PKN STAN dan SBMPTN. Pada hari yang berurutan itu menyatakan semua seleksi saya
gagal hingga membuatku merasa menjadi manusia yang paling sengsara di muka
bumi. Pada akhirnya saya masuk melalui jalur mandiri dan dinyatakan lolos S1
Manajemen Universitas Negeri Semarang.
Tahun 2017 saya mencoba USM PKN STAN untuk kedua kalinya dan
dinyatakan lolos di D I kepabeanan dan cukai. Sekali lagi saya katakan, saya
telah menjadi mahasiswa Politaknik Keuangan Negara STAN pada tahun 2017.
Wassalamu ‘allaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar